Senin, 05 Mei 2014

Perumpuan, silet, pisau dan golok

Nama gua Rizky Dwi Purnama, gua punya sebuah teori.
Teori gua adalah, perumpuan lebih menyakitkan daripada silet, pisau, dan golok.
kenapa gua membuat teori seperti itu? gua bilang seperti itu berdasarkan pengalaman gua dan pengalaman orang-orang yang gua kenal. Ini salah satu kasus temen gua :



namanya kita samarkan sebagai Ona, Ona adalah orang yang memiliki prinsip hidup “selalu tersenyum walau berat rasanya untuk senyum” Ona adalah tipe orang yang suka tersenyum, walau senyumnya jelek tapi dia tetep suka senyum, hingga ada suatu moment yang merubah senyumnya. Ona bertemu seorang perumpuan, dia sungguh-sungguh sayang dengan perumpuan itu, dan untungnya perumpuan itu juga sayang dengan Ona, mereka selalu menghabiskan waktu bersama, tanpa ada rasa bosen mereka tetap berpacaran, hingga akhirnya perumpuan itu minta untuk mengakhiri hubungan mereka dengan cara baik-baik.

Awalnya Ona berusaha menerima kenyataan itu dengan lapang dada, namun karena dia terlalu sayang dengan perumpuan itu, akhirnya dia jadi gila. Ona jadi pendiem, dia lebih suka menyendiri, dan dia tidak tersenyum lagi. Muka nya sekarang selalu melas kaya orang dongo lagi mikir keras.



Menurut lu apa pantas Ona digituin? Kalo menurut gua gak pantes Ona digituin, seharusnya perumpuan itu memikirkan Ona juga, kenapa setelah putus dia membiarkan Ona menjadi seperti itu, dan kenapa perumpuan itu menghilang tanpa ada rasa bersalah pada Ona.

Kini gua gak pernah ngeliat senyum di muka Ona, walau kadang sesekali dia senyum, tapi itu Cuma senyum terpaksa yang keluar, berbeda dengan senyumnya yang dulu.
Setelah cukup lama Ona merahasiakan masalah hubungan dia, akhirnya sedikit demi sedikit mulutnya mulai mau berbagi cerita kepada gua.

Setelah gua mendengar cerita Ona, gua ngerasa kasihan... ohiya kebetulan saat Ona cerita seperti itu gua lagi PDKT dengan seorang perumpuan, dan tanpa sadar 3 bulan kemudian giliran gua yang ada diposisi Ona, gua juga disakitin oleh perumpuan.

Jadi kejadian itu yang membuat gua membuat Teori perumpuan lebih menyakitkan daripada silet, pisau dan golok.  Gua juga pernah kena silet dan pisau, memang rasanya sakit juga, tapi berbeda dengan rasa sakit yang ditimbulkan oleh perumpuan.

Maaf sebelumnya, kalo gua terlalu menyudutkan peran wanita disini, tapi gua nulis berdasarkan pengalaman gua.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar