Nama gua Rizky Dwi Purnama, gua punya
sebuah teori.
Teori gua adalah, perumpuan lebih
menyakitkan daripada silet, pisau, dan golok.
kenapa gua membuat teori seperti
itu? gua bilang seperti itu berdasarkan pengalaman gua dan pengalaman orang-orang
yang gua kenal. Ini salah satu kasus temen gua :
namanya kita samarkan sebagai
Ona, Ona adalah orang yang memiliki prinsip hidup “selalu tersenyum walau berat
rasanya untuk senyum” Ona adalah tipe orang yang suka
tersenyum, walau senyumnya jelek tapi dia tetep suka senyum, hingga ada suatu
moment yang merubah senyumnya. Ona bertemu seorang perumpuan, dia
sungguh-sungguh sayang dengan perumpuan itu, dan untungnya perumpuan itu juga
sayang dengan Ona, mereka selalu menghabiskan waktu bersama, tanpa ada rasa
bosen mereka tetap berpacaran, hingga akhirnya perumpuan itu minta untuk
mengakhiri hubungan mereka dengan cara baik-baik.
Awalnya Ona berusaha menerima
kenyataan itu dengan lapang dada, namun karena dia terlalu sayang dengan
perumpuan itu, akhirnya dia jadi gila. Ona jadi pendiem, dia lebih suka
menyendiri, dan dia tidak tersenyum lagi. Muka nya sekarang selalu melas kaya
orang dongo lagi mikir keras.
Menurut lu apa pantas Ona
digituin? Kalo menurut gua gak pantes Ona digituin, seharusnya perumpuan itu
memikirkan Ona juga, kenapa setelah putus dia membiarkan Ona menjadi seperti
itu, dan kenapa perumpuan itu menghilang tanpa ada rasa bersalah pada Ona.
Kini gua gak pernah ngeliat
senyum di muka Ona, walau kadang sesekali dia senyum, tapi itu Cuma senyum
terpaksa yang keluar, berbeda dengan senyumnya yang dulu.
Setelah cukup lama Ona
merahasiakan masalah hubungan dia, akhirnya sedikit demi sedikit mulutnya mulai
mau berbagi cerita kepada gua.
Setelah gua mendengar cerita Ona,
gua ngerasa kasihan... ohiya kebetulan saat Ona cerita seperti itu gua lagi
PDKT dengan seorang perumpuan, dan tanpa sadar 3 bulan kemudian giliran gua
yang ada diposisi Ona, gua juga disakitin oleh perumpuan.
Jadi kejadian itu yang membuat
gua membuat Teori perumpuan lebih menyakitkan daripada silet, pisau dan golok. Gua juga pernah kena silet dan pisau, memang
rasanya sakit juga, tapi berbeda dengan rasa sakit yang ditimbulkan oleh
perumpuan.
Maaf sebelumnya, kalo gua terlalu
menyudutkan peran wanita disini, tapi gua nulis berdasarkan pengalaman gua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar