Minggu, 21 Februari 2016

Akhir Tahun 2015

“jangan biarkan seseorang membuatmu merasa tidak pantas mendapat apa yang kau inginkan”.

Mendekati akhir tahun 2015 gua ngerasa seperti manusia yang paling sempurna di Bumi... hal yang membuat gua beranggapan seperti itu karena dulu gua punya segalanya dalam hidup gua, gua punya teman, gua punya tempat tongkrongan, gua juga punya cerita buat gua tulis, dan yang paling hebat dari semua itu… akhirnya gua punya pekerjaan juga.

Sayangnya semua kesempurnaan itu gak lama, satu per satu dari semua kesempurnaan itu perlahan mulai menghilang begitu aja. Bahagia mungkin kata yang sederhana, tapi menurut gua orang yang mengerti bahagia belum tentu hidupnya bahagia. Susah bagi gua untuk menemukan sebuah kebahagiaan, sekalinya ketemu itu juga cuma sementara.

Dulu waktu gua masih sekolah di Yadika hidup gua terasa damai banget karena setiap hari gua bisa ngeliat wajah dan senyum kakak kelas yang gua kagumi di sekolah, tapi sayangnya itu cuma sebentar karena akhirnya kakak kelas itu  lulus… setelah dia lulus hidup gua pun kembali seperti semula.

Saat itu gua ngerasa seperti kembali menjadi manusia yang menyedihkan, gua ngerasa seperti kesempurnaan dalam diri gua menghilang. Semenjak itu pula gua jadi suka bengong dikamar sambil denger lagunya Bruno Mars yang judulnya talking to the moon.

Sekarang kejadian  beberapa tahun yang lalu terulang lagi, tapi kali ini bukan karena kakak kelas yang lulus, melainkan karena gua kehilangan pekerjaan. Awalnya gua ngerasa beruntung bisa kerja di tempat yang sesuai dengan bidang yang gua suka, tapi sayangnya Bos disana gak sesuai dengan yang gua harapkan. Mungkin licik adalah kata yang cocok untuk mendeskripsikan mantan Bos gua itu.

Selama dua bulan gua kerja di sana gua selalu berusaha banget untuk menjadi karyawan yang baik dan rajin… tapi balasan yang gua dapat gak sesuai, awalnya mereka berjanji gaji gua akan naik 1,5 juta di bulan ke-2 gua kerja, dan nyatanya di akhir bulan desember gua hanya menerima 750.000.

Mulai saat itu gua selalu menatap wajah bos dengan tatapan sinis, dan saat itu juga timbul rasa benci dan dendam dalam diri gua. Dua hari sebelum gua berhenti kerja, gue berfikir untuk membuat toko itu mengalami kerugian. Setelah lama berfikir akhirnya gua menemukan cara untuk membuat toko itu rugi.

Ketika Bos gua pergi belanja ke Glodok gua memutuskan untuk tidak memberi biaya sepeser pun kepada pelanggan yang ingin isi game, install game, bahkan upgrade software. Setelah itu gua pun pergi dan gak pernah kembali ke Toko itu.

Perlahan gua mulai merasa damai karena balas dendam itu, tapi tanpa gua sadari timbul juga penyesalan dalam diri gua… Setiap malam rasanya sulit bagi gua untuk tidur, seakan masalah itu mencegah gua untuk tertidur. Masalah itu juga terasa seperti mengejar gua, dan gua pun hanya bisa berlari ketika masalah itu mengejar gua.



Seminggu setelah kejadian itu gua mulai merasa seperti ada yang aneh dengan diri gua… rasanya seperti timbul sifat baru dalam diri gua, gua jadi ngerasa benci banget saat melihat orang yang pemikirannya licik dan sok berkuasa, padahal sebelumnya  gua gak pernah ngerasa seperti itu. Gua juga ngerasa sepertinya hidup gua kaya lagi di restart, apa mungkin ini tanda bahwa gua harus mulai mencari kebahagian gua dari awal lagi.

Gua kira balas dendam bisa bikin hidup gua kembali bahagia, nyatanya hidup gua malah makin terpuruk…  padahal udah banyak cara yang gua gunakan untuk kembali bahagia, eh ternyata cara yang gua gunakan bukan jadi jalan keluar malah jadi jalan untuk timbulnya masalah baru.