“jangan biarkan seseorang membuatmu merasa tidak pantas mendapat apa
yang kau inginkan”.
Mendekati akhir tahun 2015 gua ngerasa seperti manusia yang
paling sempurna di Bumi... hal yang membuat gua beranggapan seperti itu karena
dulu gua punya segalanya dalam hidup gua, gua punya teman, gua punya tempat
tongkrongan, gua juga punya cerita buat gua tulis, dan yang paling hebat dari
semua itu… akhirnya gua punya pekerjaan juga.
Sayangnya semua kesempurnaan itu gak lama, satu per satu dari
semua kesempurnaan itu perlahan mulai menghilang begitu aja. Bahagia mungkin
kata yang sederhana, tapi menurut gua orang yang mengerti bahagia belum tentu
hidupnya bahagia. Susah bagi gua untuk menemukan sebuah kebahagiaan, sekalinya
ketemu itu juga cuma sementara.
Dulu waktu gua masih sekolah di Yadika hidup gua terasa damai
banget karena setiap hari gua bisa ngeliat wajah dan senyum kakak kelas yang
gua kagumi di sekolah, tapi sayangnya itu cuma sebentar karena akhirnya kakak
kelas itu lulus… setelah dia lulus hidup
gua pun kembali seperti semula.
Saat itu gua ngerasa seperti kembali menjadi manusia yang
menyedihkan, gua ngerasa seperti kesempurnaan dalam diri gua menghilang. Semenjak
itu pula gua jadi suka bengong dikamar sambil denger lagunya Bruno Mars yang
judulnya “talking to the moon”.
Sekarang kejadian
beberapa tahun yang lalu terulang lagi, tapi kali ini bukan karena kakak
kelas yang lulus, melainkan karena gua kehilangan pekerjaan. Awalnya gua
ngerasa beruntung bisa kerja di tempat yang sesuai dengan bidang yang gua suka,
tapi sayangnya Bos disana gak sesuai dengan yang gua harapkan. Mungkin “licik” adalah kata yang cocok untuk
mendeskripsikan mantan Bos gua itu.
Selama dua bulan gua kerja di sana gua selalu berusaha banget
untuk menjadi karyawan yang baik dan rajin… tapi balasan yang gua dapat gak
sesuai, awalnya mereka berjanji gaji gua akan naik 1,5 juta di bulan ke-2 gua
kerja, dan nyatanya di akhir bulan desember gua hanya menerima 750.000.
Mulai saat itu gua selalu menatap wajah bos dengan tatapan
sinis, dan saat itu juga timbul rasa benci dan dendam dalam diri gua. Dua hari sebelum
gua berhenti kerja, gue berfikir untuk membuat toko itu mengalami kerugian.
Setelah lama berfikir akhirnya gua menemukan cara untuk membuat toko itu rugi.
Ketika Bos gua pergi belanja ke Glodok gua memutuskan untuk
tidak memberi biaya sepeser pun kepada pelanggan yang ingin isi game, install
game, bahkan upgrade software. Setelah itu gua pun pergi dan gak pernah kembali
ke Toko itu.
Perlahan gua mulai merasa damai karena balas dendam itu, tapi
tanpa gua sadari timbul juga penyesalan dalam diri gua… Setiap malam rasanya
sulit bagi gua untuk tidur, seakan masalah itu mencegah gua untuk tertidur.
Masalah itu juga terasa seperti mengejar gua, dan gua pun hanya bisa berlari
ketika masalah itu mengejar gua.
Seminggu setelah kejadian itu gua mulai merasa seperti ada
yang aneh dengan diri gua… rasanya seperti timbul sifat baru dalam diri gua, gua
jadi ngerasa benci banget saat melihat orang yang pemikirannya licik dan sok
berkuasa, padahal sebelumnya gua gak
pernah ngerasa seperti itu. Gua juga ngerasa sepertinya hidup gua kaya lagi di
restart, apa mungkin ini tanda bahwa gua harus mulai mencari kebahagian gua
dari awal lagi.
Gua kira balas dendam bisa bikin hidup gua kembali bahagia,
nyatanya hidup gua malah makin terpuruk…
padahal udah banyak cara yang gua gunakan untuk kembali bahagia, eh
ternyata cara yang gua gunakan bukan jadi jalan keluar malah jadi jalan untuk
timbulnya masalah baru.